Minggu, 18 April 2010

Hanyut (revisi)


Karya:Ubaidir Rohman Muzaki

“Tolong…tolong…!”teriakku minta tolong kepada seorang nenek yang rumahnya di dekat sungai.
“Apa itu..?”seru nenek melihatku.
Sang nenek yang sedang menjemur gabah di depan rumahnya berlari terbirit-birit menuju asal suaraku.Tubuhnya yang tua tak sebanding dengan kekuatannya.Lambang Partai Golkar melekat di pakaiannya.kulitnya yang hitam bertambah hitam di bawah terik matahari.
“Kamu dimana..?”tanya nenek itu.
“Disini nek...!”jawabku dengan mengacungkan tangan ke atas.

Beliau pun terjun ke sungai yang memiliki arus sekuat Sungai Nil, dengan gaya kataknya beliau menyelamatkanku.

“Leb..leb..”suara desiran air yang terdengar di telingaku.
Sang nenek pun menarik tanganku dan membawaku ke tepi sungai. Walaupun beliau sudah tua tapi tenaga masih seperti anak muda.Perlahan tapi pasti, beliau memompa perutku untuk mengeluarkan air yang banyaknya kira-kira sampai 1 liter.
“Kamu tidak apa-apa nak..?”
“Tidak apa-apa, saya dimana..?”
“Kamu sekarang ada di rumahku ,kenapa kamu bisa sampai hanyut di sungai..?”
“Aku tadi sedang main di sungai dengan teman-temanku di desa sebelah, saat aku sedang asyik main tiba-tiba ada seekor Ikan Mas yang muncul di tengah sungai.Tanpa sadar aku berenang ke tengah sungai untuk menangkapnya, tapi nasib berkata lain padaku bukannya dapat ikan tapi aku malah terdorong arus.Aku terdorong jauh oleh arus dan terbawa sejauh lima meter.Saat aku mencoba berenang ke tepi tiba-tiba kulihat seekor Ular Sanca menuju ke arahku, aku dibuat kelenger olehnya.Lima belas menit kemudian aku sadar dan aku masih berada di tengah-tangah sungai, aku terus berteriak minta tolong tapi tak ada yang mendengarku dan akhirnya andalah yang mendengarku.”
“Kenapa kamu tidak ditolong teman-temanmu...?”
“Mereka sebenarnya ingin menolongku tapi mereka bingung harus bagaimana..”
“Kamu anak siapa..?”
“Anak Pak Ikhsan..”
“Oo...Pak Ikhsan yang rumahnya dekat SD itu ya..!”
“Anda benar..”

Sang nenek berteriak memanggil anaknya untuk mengambilkan air minum untukku. Selama beberapa menit aku membaringkan tubuhku diatas kasur yang terbuat dari anyaman bambu milik Mbah Yati.Setelah tubuhku sudah kuat untuk berjalan aku memutuskan untuk pulang.
“Maf...!”panggil Mbah Yati kepada anaknya.
“Apa Bu`..?”jawab maftukhan.
“Tolong sekarang kamu antarkan anak ini...!”
“Baik bu..!”
Dia mengambil sepeda mininya yang sedang beristirahat berpuluh-puluh jam.Perjalanan terasa sangat lama, aku dan anak nenek bercakap-cakap tentang sesuatu.Kira-kira satu jam kemudian aku sampai di rumahku.Saat itu juga orang tuaku sedang ingin mencariku dengan sepeda motor.
#####

“Oh anakku..alhamdulillah kamu tidak apa-apa..!”teriak ibuku.
“Iya bu..., saat aku tenggelam dalam sungai ,aku di tolong oleh ibunya kakak ini..!”
“Siapa ibumu nak...?”
“Mbah Yati..!”
“Oo...Mbah Yati yang rumahnya dekat sungai itu ya..!”
“Iya bu..”

Setelah beberapa lama berbicara dangan anak Mbah Yati , sang anak berpamitan kepada orang tuaku.
######

“Allahhuakhbar... Allaahhuakhbar...”azdan berkumandang yang menandakan sudah waktunya Sholat Dhuhur.

Empat jam kemudian, sang nenek dan anaknya mendengar suara ketukan  dari pintu depan.

“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..., Oo...Bu Parno.. silahkan masuk..!”
“Terima kasih..”
“Mau minum apa Bu`..?”
“G` usah repot-repot bu` saya Cuma sebentar ko`..”
“Ada apa mampir kesini..?”

Ibu dan aku masuk dengan membawa sedikit bingkisan.Dengan bercucuran air mata beliau mengucapkan terima kasih kepada Mbo` Yati karena telah menyelamatkanku.
“Bu` terima kasih atas pertolongan ibu` karena telah menyelamatkan anak saya..!”kata ibuku dengan bercucuran air mata karena merasa telah menyelamatkanku. 
Dengan hati seperti kesatria mbo` Yati merasa tidak menyelamatkanku tapi hanya Allah lah yang telah menyelamatkanku beliau cuma perantara saja.Mulai saat itu keluargaku dan keluarga Mbo` Yati menjalin hubungan silaturahmi yang sangat kuat.







Rabu, 07 April 2010

Hanyut


Karya:Ubaidir Rohman Muzaki

“Tolong…tolong…!”teriakku minta tolong kepada seorang nenek yang rumahnya di dekat sungai.
“Apaan tu..?”seru nenek melihatku.
Sang nenek yang sedang menjemur gabah di depan rumahnya berlari terbirit-birit menuju asal suaraku.Tubuhnya yang tua tak sebanding dengan kekuatannya.Lambang Partai Golkar melekat di pakaiannya.kulitnya yang hitam bertambah hitam di bawah terik matahari.
“Kamu dimana..?”tanya nenek itu.
“Disini nek...!”jawabku dengan mengacungkan tangan ke atas.

Beliau pun terjun ke sungai yang memiliki arus sekuat Sungai Nil, dengan gaya kataknya beliau menyelamatkanku.

“Leb..leb..”suara desiran air yang terdengar di telingaku.
Sang nenek pun menarik tanganku dan membawaku ke tepi sungai. Walaupun beliau sudah tua tapi tenaga masih seperti anak muda.Perlahan tapi pasti, beliau memompa perutku untuk mengeluarkan air yang banyaknya sampai 1 Liter.
“Kamu tidak apa-apa nak..?”
“Apa-apa..!”
“Apanya yang apa-apa..?”
“Dimana aku..?”
“Kamu sekarang ada di rumahku,kenapa kamu bisa sampai hanyut di sungai..?”
“Aku tadi sedang main di sungai dengan teman-temanku di desa sebelah, saat aku sedang asyik main tiba-tiba ada seekor Ikan Mas yang muncul di tengah sungai.Tanpa sadar aku berenang ke tengah sungai untuk menangkapnya, tapi nasib berkata lain padaku bukannya dapat ikan tapi aku malah terdorong arus.Aku terdorong jauh oleh arus dan terbawa sejauh lima meter.Saat aku mencoba berenang ke tepi tiba-tiba kulihat seekor Ular Sanca menuju ke arahku, aku dibuat kelenger olehnya.Lima belas menit kemudian aku sadar dan aku masih berada di tengah-tangah sungai, aku terus berteriak minta tolong tapi tak ada yang mendengarku dan akhirnya andalah yang mendengarku.”
“Kenapa kamu tidak ditolong teman-temanmu...?”
“Mereka sebenarnya ingin menolongku tapi mereka bingung harus bagaimana..”
“Kamu anak siapa..?”
“Anak Pak Ikhsan..”
“Oo...Pak Ikhsan yang rumahnya dekat SD itu ya..!”
“Anda benar..”

Sang nenek berteriak memanggil anaknya untuk mangantarku pulang.Dia mengambil sepeda mininya yang sedang beristirahat berpuluh-puluh jam.Perjalanan terasa sangat lama, aku dan anak nenek bercakap-cakap tentang sesuatu.Satu jam kemudian aku sampai di rumahku.Saat itu juga orang tuaku sedang ingin mencariku dengan sepeda motor.

“Oh anakku..alhamdulillah kamu tidak apa-apa..!”teriak ibuku.
“Iya bu..., saat aku tenggelam dalam sungai itu aku di tolong oleh ibunya kakak ini..!”
“Terima kasih nak atas kebaikan ibumu..”
“Sama-sama bu`..”jawab sang anak.
“Siapa ibumu nak..?”
“Ibuku Mbo` Yati..”
“Oo...Mbo` Yati yang rumahnya dekat sungai itu ya..!”
“Iya bu..”

Tanpa panjang lebar, sang anak berpamitan kepada orang tuaku.

“Allahhuakhbar... Allaahhuakhbar...”azdan berkumandang yang menandakan sudah waktunya Sholat Dhuhur.Sang anak kembali ke rumahnya.

Empat jam kemudian, sang nenek dan anaknya mendengar suara ketukan  dari pintu depan.

“Assalamualaikum..”
“Waalaikumsalam..., Oo...Bu Parno.. silahkan masuk..!”
“Terima kasih..”
“Mau minum apa Bu`..?”
“G` usah repot-repot bu` saya Cuma sebentar ko`..”
“Ada apa mampir kesini..?”

Ibu dan aku masuk dengan membawa sedikit bingkisan.Dengan bercucuran air mata beliau mengucapkan terima kasih kepada Mbo` Yati karena telah menyelamatkanku.
Dengan hati seperti kesatria mbo` Yati merasa tidak menyelamatkanku tapi hanya Allah lah yang telah menyelamatkanku beliau cuma perantara saja.Mulai saat itu keluargaku dan keluarga Mbo` Yati menjalin hubungan silaturahmi yang sangat kuat.






Kamis, 18 Maret 2010

Nasihat Tak Terlupakan ( revisi )

Orang sering memanggilnya Ulil,dia tinggal di suatu desa daerah pegunungan.Di sekitar rumahnya tumbuh pohon-pohon yang menjulang tinggi, di sampingnya ada sebuah sungai yang airnya sangat jernih.Sekarang dia duduk di bangku kelas lima SD N 2 Brambangan.  Pagi itu udara terasa sangat dingin, maklumlah karena rumahnya kan di daerah pegunungan,Ulil masih terlelap di kasurnya yang terbuat dari kapas, sedangkan ibunya sedang memasak di dapur.

“Crek…crek…crek…”Suara jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 05.00. 
“Ulil…,cepat bangun sudah subuh nih…!”kata ibunya dari dapur,yang sedang memasak.

Ulil langsung bangun dari tempat tidurnya karena takut kalau dimarahi ibunya. Beliau memang sosok ibu yang tegas,bijaksana dan pemaaf,walaupun ulil jarang melakukan kesalahan dia sering di marahi ibunya,maksud ibunya bukan untuk memarahi tapi intuk melatih Ulil menjadi anak yang cekatan atau disiplin.                                               Kemudian Ulil disuruh ibunya untuk membeli lauk-pauk di warung. Kebetulan pagi itu sang ibu tidak memasak. Warung yang dimaksud adalah warung Bu Aminah yang lokasinya agak jauh. Dia memutuskan untuk memakai motor karena jaraknya agak jauh. 

“Ulil, tolong ibu belikan lauk di warung...!”suruh ibu. 
"Warung mana Bu..?" tanyanya.
"Warung di perempatan itu...."
“Baik bu.., aku pakai motor saja ya..,jaraknyakan jauh…!!”tanyanya.
“Ya udah kalau begitu cepat sedikit ya..,soalnya ibu ngga` memasak lauk untuk kita makan nanti…,tapi kamu jangan ngebut..!”kata ibunya. 
“Ya bu..,assalamuallaikum..!!”salamnya pada ibu. 
“Waalaikum salam..”jawab ibu.

Kemudian Ulil mulai menyalakan motor peninggalan kakeknya yang sedikit butut, setelah dicoba-coba untuk dihidupkan,tapi motornya masih tetap tidak mau menyala, Ulil tidak mau menyerah, sebelum mencoba untuk menyalakan kembali Ulil membaca sebuah do`a wasiat dari kakeknya yang dapat menyalakan motor butut itu,dan akhirnya motor itu pun dapat dihidupkan ole Ulil.

Setelah mulai melaju dengan kecepatan yang tidak begitu kencang tubuh Ulil mulai merasakan udara terasa dingin walaupun demikian, hal itu tidak membuat niatnya pudar, selama perjalanan menuju ke warung itu, terlihat pemandangan yang sangat indah,perkebunan teh di pinggir jalan di tambah kicauan burung-burung yang menambah keindahan daerah itu semakin nampak seperti surganya dunia.Dan akhirnya dia pun sampai di warung itu, walaupun bangunannya reot tapi masakannya jangan di ragukan lagi, pasti enak.

“Assalamualaikum...?” salamnya. 
“Waalaikumsalam..!” jawab Bu Aminah, dia penjual di warung itu, bertubuh agak gemuk dan seumuran dengan ibunya Ulil. 
“Bu`…,saya mau beli lauk…”katanya. 
“Lauk apa..?” tanya Bu Aminah. 
“Saya mau beli ayam dan tempe goreng..!!”katanya. 
“Beli berapa.?” 
“Saya mau beli sepuluh ribu..!!”

Kemudian Bu Aminah mulai membungkus pesanan Ulil,tidak berapa lama pesanan Ulil sudah jadi.

“Lil..,ini pasanan kamu..!” 
“Ini uangnya Bu...!” 
“Terima kasih ya Lil..!” 
“Sama-sama Bu...!”jawab Ulil.

Tidak pikir panjang,Ulil langsung menyalakan motornya karena takut kalau dimarahi ibunya karena terlalu lama.Semakin lama Ulil mengacu motornya agar lebih cepat,tetapi tidak jauh dari warung tadi,”Bruak..!!” dia terpental dari motornya karena dia menabrak sepeda orang yang berada di pinggir jalan,kemudian dia dimarahi oleh orang yang punya sepeda.

“Hei..,kenapa kamu menabrak sepeda saya..,lihat ini sepeda saya rusak..,kamu harus menggantinya..!!” kata pemilik sepeda dengan wajah memerah dan suara yang keras. 

Lalu dia mengangkat motornya yang jatuh tadi dan langsung ngebut seperti orang di kejar setan dengan keadaan tubuh yang penuh luka. 

“Hei..,kamu jangan lari…!!”teriak orang itu.
Saat aku melihat ke belakang ternyata dia mengejarku. 
“Aduh gimana nih…,dia mengejarku..,pasti nanti kalau aku di tangkap dia akan memarahiku.!!”katanya dalam hati.

Setelah sampai di rumah.Apa yang dia khawatirkan ternyata benar-benar terjadi.Orang yang mengejar tadi sampai juga di rumahnya memarahi dia besar-besaran karena telah menabrak sepedanya.

“Lil..,kamu kenapa bisa sampai seperti ini..!!”tanya ibu. 
“Tadi Ulil jatuh di jalan waktu mau pulang..,tapi lauknya ngg` jatuh ko`..,Ulil juga ngg` pa-pa..,ibu ngg` usah terlalu khawatirlah..,!!”katanya.  
“Ngg` pa-pa gimana.., badan kamu saja luka-luka seperti..,malah masih bicara tentang lauk..,makanya kalau di beritahu ngg` usah ngebut ya ngg` usah ngebut..,jadinya ya kaya gini..!!” kata ibu. 
“Maafkan Ulil ya Bu`..!!” pintanya. 
“Ya sudah ibu maafkan tapi kamu jangan mengulanginya lagi..!!” 
“Ya Bu`..!!” 
“Mana Ulil..! Sepeda saya tadi ditabrak dia…,dia harus mengganti semua kerusakan..!!” kata orang yang sepedanya dia tabrak tadi.  
“Apa…,Ulil jadi kamu tadi ngg` cuma jatuh tapi kamu juga menabrak sepeda orang ya..!!” kata ibu yang nampak marah lagi. 
“Y..ya..,Bu`…!!”jawabnya. 
“Lihat..,semua akibat perbuatanmu..,ngg` Cuma kamu yang kesusahan tapi ibu` juga kesusahan..!!” kata ibu` dengan nada keras. 
“Jadi gimana ini..,bagaimana nasib sepeda saya..!!”kata orang tadi. 
“Baik pak akan saya ganti..,berapa yang anda minta..!!”kata ibu. 
“Karena sepeda saya baru dibeli..,jadi saya minta uang sebesar lima ratus ribu..!!” kata orang tadi. 
“Sebentar saya ambilkan dulu..!!”kata ibu. 
“Tapi cepat ya..!!”kata orang tadi.

Tak berapa lama ibu keluar membawa uang dan uang itu diberikan kepada orang tadi.

“Ini pak..,sekali lagi saya minta maaf atas kelakuan anak saya..!!” kata ibu`. 
“Terima kasih..,saya pulang dulu..!!” 
“Ulil kamu tidak akan ibu beri uang jajan selama satu bulan dan ngg` boleh naik motor lagi,kamu ngerti..!!” kata ibu. 
“Ngerti Bu`..!!”

Setelah itu Ulil tidak berani lagi ngebut karena takut kalau jatuh dari motor lagi.Dan dia sadar bahwa nasihat orang tua itu sangatlah penting.    


Jumat, 12 Maret 2010

Nasihat Tak Terlupakan


Orang sering memanggilnya Ulil,dia tinggal di suatu desa daerah pegunungan.Sekarang dia duduk di bangku kelas lima SD N 2 Brambangan. Pagi itu udara terasa sangat dingin, maklumlah karena rumahnya kan di daerah pegunungan,Ulil masih terlelap di kasurnya yang terbuat dari kapas.
“Crek…crek…crek…”Suara jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 05.00.
“Ulil…,cepat bangun sudah subuh nih…!”kata ibunya dari dapur,yang sedang memasak.
Ulil langsung bangun dari tempat tidurnya karena takut kalau di marahi ibunya.Beliau memang sosok ibu yang tegas,bijaksana dan pemaaf,walaupun ulil jarang melakukan kesalahan dia sering di marahi ibunya,maksud ibunya bukan untuk memarahi tapi intuk melatih Ulil menjadi anak yang cekatan atau disiplin.Kemudian Ulil disuruh ibunya untuk membeli lauk-pauk di warung yang agak jauh dari rumahnya karena baliau tidak memasak lauk. Dia memutuskan untuk memakai mator karena jaraknya agak jauh.
            “Ulil, tolong ibu belikan lauk-pauk di warung dekat per-empatan…!!”suruh ibu.
“Ibu.., aku pakai motor saja ya..,jaraknyakan jauh…!!”tanyanya.
“Ya udah kalau begitu cepat sedikit ya..,soalnya ibu ngga` memasak lauk untuk kita makan nanti…,tapi kamu jangan ngebut..!!”kata ibunya.
“Ya bu..,assalamuallaikum..!!”salamnya pada ibu.
“Waalaikum salam..”jawab ibu.
Kemudian Ulil mulai menyalakan motornya,walaupun udara terasa sangat dingin,hal itu tidak membuat niatnya pudar,jalan yang halus menjadi jalurnya menuju ke warung langganan ibu itu,perkebunan teh di pinggir jalan di tambah lagi kicauan burung-burung,yang menambah keindahan daerah itu semakin nampak seperti surganya dunia.
            “Bu`…,saya mau beli lauk…”katanya.
            “Lauk apa..?”Tanya penjual itu yang bernama Bu Aminah.
            “Saya mau beli ayam dan tempe goreng..!!”katanya.
            “Beli berapa.?”
            “Saya mau beli sepuluh ribu..!!”
Kemudian Bu Aminah mulai membungkus pesanan Ulil,tidak berapa lama pesanan Ulil sudah jadi.
            “Lil..,ini pasanan kamu..!!”kata Bu Aminah.
            “Ini uangnya bu`..!!”katanya.
            “Terima kasih ya lil..!!”kata Bu Aminah.
            “Sama-sama bu`..!!”jawab Ulil.
Tidak pikir panjang,Ulil langsung menyalakan motornya karena takut kalau dimarahi ibunya karena terlalu lama.Semakin lama Ulil mengacu motornya agar lebih cepat,tetapi tidak jauh dari warung tadi,”Bruak..!!” dia terpental dari motornya karena dia menabrak sepeda orang yang berada di pinggir jalan,kemudian dia dimarahi oleh orang yang punya sepeda.
            “Hei..,kenapa kamu menabrak sepeda saya..,lihat ini sepeda saya rusak..,kamu harus menggantinya..!!” kata pemilik sepeda dengan wajah memerah dan suara yang keras.
Lalu dia mengangkat motornya yang jatuh tadi dan langsung ngebut seperti orang di kejar setan dengan keadaan tubuh yang penuh luka.
“Hei..,kamu jangan lari…!!”teriak orang itu.
Saat aku melihat ke belakang ternyata dia mengejarku.
“Aduh gimana nih…,dia mengejarku..,pasti nanti kalau aku di tangkap dia akan memarahiku.!!”katanya dalam hati.
Setelah sampai di rumah.Apa yang dia khawatirkan ternyata benar-benar terjadi.Orang yang mengejar tadi sampai juga di rumahnya memarahi dia besar-besaran karena telah menabrak sepedanya.
            “Lil..,kamu kenapa bisa sampai seperti ini..!!”tanya ibu.
            “Tadi Ulil jatuh di jalan waktu mau pulang..,tapi lauknya ngg` jatuh ko`..,Ulil juga ngg` pa-pa..,ibu ngg` usah terlalu khawatirlah..,!!”katanya.
            “Ngg` pa-pa gimana.., badan kamu saja luka-luka seperti..,malah masih bicara tentang lauk..,makanya kalau di beritahu ngg` usah ngebut ya ngg` usah ngebut..,jadinya ya kaya gini..!!” kata ibu.
            “Maafkan Ulil ya Bu`..!!” pintanya.
“Ya sudah ibu maafkan tapi kamu jangan mengulanginya lagi..!!”
            “Ya Bu`..!!”
            “Mana Ulil..! Sepeda saya tadi ditabrak dia…,dia harus mengganti semua kerusakan..!!” kata orang yang sepedanya dia tabrak tadi.
            “Apa…,Ulil jadi kamu tadi ngg` cuma jatuh tapi kamu juga menabrak sepeda orang ya..!!” kata ibu yang nampak marah lagi.
            “Y..ya..,Bu`…!!”jawabnya.
            “Lihat..,semua akibat perbuatanmu..,ngg` Cuma kamu yang kesusahan tapi ibu` juga kesusahan..!!” kata ibu` dengan nada keras.
            “Jadi gimana ini..,bagaimana nasib sepeda saya..!!”kata orang tadi.
            “Baik pak akan saya ganti..,berapa yang anda minta..!!”kata ibu.
            “Karena sepeda saya baru dibeli..,jadi saya minta uang sebesar lima ratus ribu..!!” kata orang tadi.
            “Sebentar saya ambilkan dulu..!!”kata ibu.
            “Tapi cepat ya..!!”kata orang tadi.
Tak berapa lama ibu keluar membawa uang dan uang itu diberikan kepada orang tadi.
            “Ini pak..,sekali lagi saya minta maaf atas kelakuan anak saya..!!” kata ibu`.
            “Terima kasih..,saya pulang dulu..!!”
“Ulil kamu tidak akan ibu beri uang jajan selama satu bulan dan ngg` boleh naik motor lagi,kamu ngerti..!!” kata ibu.
“Ngerti Bu`..!!”
Setelah itu Ulil tidak berani lagi ngebut karena takut kalau jatuh dari motor lagi.Dan dia sadar bahwa nasihat orang tua itu sangatlah penting.    

Rabu, 24 Februari 2010

Hari Sialku


Ayam-ayam saling memamerkan suaranya yang merdu.Aku terbangun dari lelapku.
“Ahhh…,sudah subuh ya…?”
“Ya…ya….,tapi kamu jangan gitu dong…!”
Fandi namanya,dia temanku di pondok,suka memakai jaket berwarna coklat jika keluar dari/jalan-jalan,kadang cara bicaranya itu membuat aku jengkel dan emosi.ya…contohnya kayak di atas lah.
“Fan…,sudah mau berangkat sekolah ya…?”
“Yaiyaa dong…! masak mau berangkat haji….!”
“Tapi kamu bisa jawab dengan baik kan…?engga` usah kayak gitu dong…!”
“Emang engga` boleh….? Itu kan urusanku gue….!”
Yaudahlah …! Capek bicara sama kamu..!”
“Chie-chie…marah nih….! Ya udah deh,aku minta maaf …kamu jadi berangkat engga`…?”
“Ya jadilah ...,masak engga` jadi…!”
Setelah itu aku dan Fandi berangkat bersama menggunakansepeda.
Setelah berada di jalan,aku menantang Fandi untuk balapan sepeda.
“Fan…ayo kita balapan sepeda,siapa nanti yang akan menang, You or I ….!”
“Dimana finisnya….?”
“Ya di MTs lah…! Masak di Arab Saudi…!”
 “Kalo aku yang menang,kamu mau ngasih apa….?”tanyanya.
“Aku akan beliin kamu es di kantin,tapi ntar habis pulang sekolah…! OK engga`..?”
“Engga` ahh..! masak Cuma es..! harganya kan Cuma 500 perak…! Engga` sebanding dengan usahaku yang mati-matian…!”jawabnya dengan lagak sombong.
“Ya udah deh…,kalau begitu, soto 1 mangkok dan 1 gelas es teh,kamu mau engga`…?”
“Sebentar…,aku piker-pikir dulu..!”jawabnya.
“Kelamaan..! jadi engga`..? kalau engga` berani bilang aja..,jangan malu-malu.?”ejekku.
“Yaudahlah kalau begitu..! Oklah kalau begitu… ayo kita mulai sekarang,bersiap-siaplah untuk kalah dan jangan lupa nanti traktir aku…Ok…!”
Dan balapanpun dimulai,Fandi mulai memimpin jalannya balapan,tapi aku tak mau kalah,dalam waktu 2 detik aku bias menyusulnya.Pada akhirnya akupun kalah juga.
Mau tahu kelanjutannya……….? Tunggu aja minggu depan…! Jika anda beruntung….!!! OK.

Minggu, 07 Februari 2010

cerita upin dan upin{Bulan Ramadhan}

Malam minggu, di sebuah rumah sederhana, keluarga janda….

“Ipin…, upin…., ayo lekas tidur, karena besok kita akan puasa, jadi nanti Ema bangunin kalian jam setengah empat, insyallah kita akan sahur !”

“puasa apa Ma..?” tanya Ipin

“puasa Arafah …, puasa tanggal 9 bulan zulhijjah..” jawab Ema nya, sambil merapihkan tempat tidur untuk Ipin dan Upin,

“Memangnya saum afarah itu bagus ya Ma ?” Upin pensaran…

“Saum A ra fah, bukan afarah…Upin. Siapa yang melakukannya, dosa-dosanya setahun

kebelakang dan setahun kedepan akan di ampuni…”

“Kalau dosa itu apa Ma ? memang enak ya kalau di ampuni ?”

“Kalau dosa kita di ampuni, nanti kita masuk surga …” jawab Ema dengan bijak

“Ohh…” sahut ipin dan upin bersamaan,

“Sudah..sudah.., ayo lekas tidur…, jangan lupa baca do’a dulu ….”

Senin, Hari raya Qurban

“Wah.., banyak kambing, domba sama sapi ya Upin…” tanya Ipin ..

“Iya.., tapi kenapa banyak yang bawa golok ya?” Upin balik bertanya…

“kita tanya Ka Ros aja yu…”

“Kak Ros…., kenapa banyak sapi, kambing sama domba di lapangan ?” tanya ipin

“Iya…, kenapa pada bawa pisau dan golok Kak..?” tanya Upin tak ketinggalan

“Oh.., hari ini kan hari raya Qurban, bagi mereka yang mampu, dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban, ya..bisa kambing, domba atau sapi”jawab Kak Ros

“Lho, kenapa Pa RT ga qurban ya ?” tanya upin sambil menunjuk ke arah rumah Pa RT…”padahal kan rumahnya bagus, ada lemari es nya, anaknya juga punya motor”

“Iya…, Kak Wiwi juga ga qurban, padahal kan dia sudah kerja, handphone nya aja bagus banget Kak…” timpal Ipin menambahi..

“Iya, ga pa pa. Mungkin mereka Qurbannya di tempat lain.., sudah-sudah.., jangan ngomongin orang, ayo sekarang bantuin Kak Ros, siapain makanan buat Pa Haji, yang mau sembelih kambing kita…”

Rabu, 13 Januari 2010

Buka Semangat Baru

Hallooooooooooooooooooooo.........!!!!!!!!!!!! temannnnnn semua
ayo kita buka semangat baru untuk belajar lebih giat setelah liburan panjang marin,OK!!!!!!!!
pa lagi,sebentar lagi kita kan akan menghadapi berbagai program yang da di sekolah,yang paling penting harus terus berusaha dan berdo`a.